top of page
Writer's pictureOsis A4

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional

Updated: May 21, 2022



Hayo siapa di sini yang nggak tau siapa bapak pendidikan nasional kita? Pasti sudah tau kan? Yup benar sekali, bapak Ki Hajar Dewantara. Memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat merupakan pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberi kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang Belanda. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional di Indonesia.


Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889, dibesarkan di keluarga keraton Yogyakarta. Beliau berasal dari lingkungan keluarga Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta, yang merupakan salah satu kerajaan pecahan Dinasti Mataram selain Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegaran. Maka dari itu, beliau bisa memperoleh hak pendidikan karena berasal dari keluarga bangsawan. Ki Hadjar Dewantara menamatkan pendidikannya di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkannya di STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) meski tidak tamat karena penyakit yang dideritanya.


Di masa mudanya, beliau dikenal sebagai aktivis dan jurnalis pergerakan nasional yang pemberani. Ia sempat bergabung dengan organisasi Boedi Oetomo di Batavia (Jakarta) pada 20 Mei 1908, yang kemudian keluar dan mendirikan organisasinya sendiri bersama Cipto Mangunkusumo dan ernest Douwes Dekker atau lebih dikenal sebagai Tiga Serangkai pada 25 Desember 1912, Indische Partij.


Beliau juga menjadi wartawan di berbagai surat kabar antara lain, Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Melalui karya tulisannya lah, Ki Hadjar Dewantara menyampaikan kritik terkait pendidikan di Indonesia yang kala itu hanya boleh didapatkan oleh para bangsawan, keturunan Belanda, dan orang kaya saja. Akibat dari tulisan-tulisannya tersebut, Tiga Serangkai kemudian diasingkan ke Belanda pada tahun 1913 hingga 1919.


Setelah kembali ke tanah air, beliau mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa di Yogyakarta. Ki Hadjar Dewantara juga telah mengajarkan filosofi yang terkenal di dunia pendidikan hingga saat ini yaitu, “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang memiliki arti “ Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan.”


Indonesia akhirnya merdeka pada tahun 1945, kemudian Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia di kabinet pertama di bawah pemerintahan Ir. Soekarno. Ki Hadjar Dewantara juga mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. Namun, pada tanggal 28 April 1959 tepatnya dua tahun setelah mendapat gelar tersebut, Ki Hadjar Dewantara wafat di Yogyakarta.


Atas perjuangan Ki Hadjar Dewantara untuk memajukan pendidikan di Indonesia, beliau mendapat julukan Bapak Pendidikan Indonesia, dan setiap tanggal 2 Mei yang merupakan tanggal kelahiran Ki Hadjar Dewantara diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.


Sumber :





Oleh : Andrea Yahya X IPA 2/03


4 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page